Sejarah Desa Legok Jawa
Sejarah Desa Legok Jawa
Dalam struktur pemerintahan, Desa Legokjawa merupakan bekas yang dibawahi oleh Kabupaten Tasikmalaya kemudian pada Tahun 1936 Desa Legokjawa dimasukan ke dalam lingkungan pemerintah Wilayah Daerah Kabupaten Ciamis namun sejak Tahun 2012 secara sah Desa Legokjawa masuk ke dalam Daerah Otonomi Baru Kabupaten Pangandaran, walaupun demikian Desa Legokjawa ini telah didirikan sejak Tahun 1920, yang pada waktu itu letak kantor atau Balai Desanya berlokasi di Blok Sindangsari.
Asal-usul Desa
Legokjawa, Sekitar Kurang lebih tahun 1920-an
terdapat sebuah Desa yang dikenal dengan nama Desa Legokjawa, asal mula nama
Desa Legokjawa pertama kali disebabkan oleh adanya seorang penyebar agama Islam
ke daerah, menurut keterangan penyebar agama Islam tersebut bernaman Mas Karto
Dino dari kota Solo Jawa Tengah, Mas Karto Dino ini di temani oleh tiga
pengikutnya, menurut keterangan sumber pengikut Mas Karto Dino yaitu :
1.
Sembah Raksadisura.
2.
Sembah Lempar.
3.
Sembah Mukarab
Pada waktu itu mereka mau mengambil air
wudlu pergi ke sungai Cipeuetuey tetapi airnya asin, setelah kesana kemari
tidak mendapatkan air tawar maka Mas Karto Dino menginjakan kakinya dengan
keras di salah satu lelegok, dan
keluarlah sumber air, sumber air tersebut sekarang terkenal dengan sebutan
Sumur Gede, atas kejadian tersebut
sebagian besar masyarakat di lingkungan lelegok itu menyatakan bahwa tempat
tersebut adalah lelegok tapak Jawa. Dengan adanya sumber air yang bersih maka
di bangun sebuah musola dengan nama AL-ISTIQOMAH yang mana musola tersebut
digunakan sebagai langgar awal mula penyebaran agama islam di daerah, dengan
adanya penyebaran agama islam yang lama kelamaan di dengar oleh masyarakat luas
sehingga terkenallah nama Legokjawa selanjutnya dikenal sebagai sebutan Nama
Desa Legokjawa. Desa Legokjawa sejak berdirinya dipimpin oleh Kepala Desa Bapak
H.Amin sekitar tahun 1921 dan membawahi 6 Dusun, yaitu :
1.
Dusun Legok
2.
Dusun Cidadap
3.
Dusun Cikuya
4.
Duisun Gadog
5.
Dusun Citarik
6.
Dusun Sodong
Kemudian pada Tahun 1983-an terjadi
usulan – usulan yang mana ingin melakukan pemekaran Desa, sehingga pada tahun
1984-an Desa Legokjawa dengan resmi dimekarkan menjadi dua Desa yaitu Desa
Legokjawa dengan pusat pemerintahan yang sekarang menjadi Dusun Sindangsari dan
dari Hasil pemekaran diberi nama Desa Batumalang yang mana pusat
pemerintahannya di Dusun Gadog, adapun pembagian Dusunnya adalah :
1.
Desa Legokjawa
membawahi Lima Dusun yakni :
a.
Dusun Sindangsari
b.
Dusun Legok
c.
Dusun Cidadap
d.
Dusun Cikuya
e.
Dusun Liunggunung
2.
Desa Batumalang
membawahi Tiga Dusun yakni :
a.
Dusun Gadog
b.
Dusun Citarik
c.
Dusun Sodong
Pada tanggal 17 Juni tahun 2006 terjadi
bencana Gempa dan Tsunami yang mana memakan banyak korban jiwa dan materi
sehingga banyak rumah – rumah dan mesjid – mesjid yang rusak berat salah satu
mesjid yang rusak adalah peninggalan yang sekarang dikenal Sembah Wali / Mas
Karto Dino yang terletak tidak jauh dari Sumur Gede, dengan bantuan berupa dana
untuk direnovasi dari pemerintah Provinsi Jawa barat sebesar Rp 450.000.000,- (
Empat Ratus Lima Puluh Juta ), maka dibangun mesjid Al- Istiqomah namun ada
kendala yang sangat prinsif yaitu
tanahnya sempit, dengan berbagai alasan dan pertimbangan musola yang tadinya di
dekat Sumur Gede tersebut tidak di dirikan di tempat asalnya, tetapi
dipindahkan pada tanah wakaf dari Sdr/i EHA, Mesjid Al-ISTIQOMAH sekarang
menjadi mesjid jami Dusun Legok Desa Legokjawa, kemudian sebagai pengganti
musola Al – Istiqomah di dekat Sumur Gede peninggalan Sembah Jawa dibangun
musola baru yang bernama AL-GHOZALI.
Hubungan
dengan desa-desa lain terutama dengan desa tetangga di lingkungan Kabupaten
Pangandaran bagian selatan sangat erat, baik di bidang yang ada
hubungannya bidang pemerintahan,
hubungan sosial budaya maupun sosial ekonomi, seperti sifat-sifat penduduk yang
pergaulannya antara satu dengan yang lain menjalankan dengan cara menata
hubungan batin.
Komentar
Posting Komentar